18 Ramadan 1432 Hijrah,
Mustika,
Ini adalah senaskah kesedihan yang aku kirimkan melalui jiwaku yang dipenuhi duka cita kepasa sebuah jiwa yang lain. Sesungguhnya, kau telah berhasil menghancurkan belengguku dan meraih kemerdekaan.
Sudah bertahun aku mengikat tali cintaku tanpa makna. Sudah bertahun malamku berlalu dengan menungguMu, Maha Pencipta di dalam persembunyianku yang ditemani oleh keangkuhan dunia. Kau juga adalah penyembuh bagi semua yang salah pada diriku. Namun saat ini, Kau juga adalah penyakitku. Kau seperti mahkota yang dibuat untukku tetapi menghiasi insan lain.
Kau adalah syurga, aku yakini itu namun aku tidak menemukan kunci untuk membuka gerbangnya. Kau ibarat seperti seorang pencuri yang sedang bergembira atas apa yang dicurinya. Kau mencuri segala jiwa dan cinta yang ada. Jalan cinta sejati hanya dapat ditempuhi oleh mereka yang siap untuk melupakan diri mereka. Demi cinta, kesetian harus dibayar dengan darah dari jantung kita, dari ketenangan jiwa kita. Jikalau tidak, cinta kita tidak bererti apa-apa maka biarkanlah cinta kita menjadi pelindung rahsia-rahsia kita. Biarkan kesengsaraan yang dibawa oleh cinta membelah jiwa.
Marilah kita berjalan menuju kepadaNya, mengadap, dan bersujud. Memalingkan wajah kepadaNya, memberikan segala jiwa kepadaNya dengan membawa cinta sejati yang tidak akan pernah mati kerana cinta buatNya akan kekal abadi......
Salam dari gembala rindu,
Wali